• Informasi lebih lanjut, hubungi kami
  • Kantor: Jl. Raya Perjuangan Bekasi Utara, Kota Bekasi
  • Telp (+62) 813 8525 0768

Berita

Dosen Ubhara Jaya Adakan Pelatihan "Caring And Observing" di Lingkungan RPTRA Jakarta Timur

JAKARTA, beritalima.com | Peran orang tua dalam memberikan pengasuhan berupa asah, asih dan asuh mutlak diperlukan dan penting untuk dibahas guna meningkatkan tumbuh kembang anak.

Demikian disampaikan Tim Pengabdian Kepada Masyrakat (Abdimas) yang merupakan civitas akademika Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) pada pelatihan "Caring And Observing" di Lingkungan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur. Tim ini terdiri dari Yuarini Wahyu Pertiwi, Hema Dayita Pohan dan Erik Saut H. Hutahaean.

Lebih lanjut dijelaskan, hasil temuan riset yang dilakukan kepada 103 orang tua, bahwa dalam pengasuhan, para orang tua memiliki kepedulian terhadap anaknya yang diwujudkan dalam bahasa cinta. "Bahasa cinta adalah suatu konsep sudut pandang terhadap kebutuhan orang tua dan anak dalam menjalin interaksi yang baik," jelas Hema, salah satu tim Abimas yang dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2021 silam itu dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Penelitian tersebut membuktikan bahwa wujud kepedulian orang tua ataupun kebutuhan anak berbeda-beda ditinjau dari bahasa cinta yang ditampilkan," hema menambahkan.

Tim lain, yang sama-sama dosen pada Fakultas Psikologi Ubhara Jaya, Yuarini menambahkan bahwa ada beberapa urutan yang bisa dilakukan dalam menerapkan bahasa cinta tersebut. Ia menyebut setidaknya ada 5 jenis pengaplikasian bahasa cinta yang bisa diberikan.

"Bahasa cinta dengan urutan terbanyak diberikan para subyek penelitian kepada anaknya yaitu dengan cara physical touch (1), word of affirmation (2), quality time (3), receiving gifts (4), act of service (5)" ia menambahkan.

Pada kesempatan yang sama, Tim dan Erik Saut H. Hutahaean menambahkan bahwa penelitian ini menggambarkan adanya perbedaan orang tua saat menampilkan bahasa cinta terhadap anak, yaitu berdasar kelompok jenis kelamin, pendidikan terakhir, status pekerjaan, usia pernikahan dan jumlah anak.

Perlu diketahui, Abdimas dengan pelatihan caring dan observing tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada orang tua tentang tahapan perkembangan anak dan pengasuhan yang tepat dengan menjadi pribadi yang memiliki aspek peduli (caring) dan aspek mengamati (observing).

Abdimas tersebut bekerjasama dengan RPTRA Malaka Sari dilakukan secara daring melalui video conference dengan narasumber dibantu sebagai fasilitator Tiara Anggita Perdini, Ryan Bastoro, Tiara Rahmasari, dan Rizky Amalia PP. sedangkan peserta Abdimas berjumlah 47 orang ibu yang berdomisili di kelurahan Malaka Sari Jakarta Timur. Sejumlah 44,7% dari mereka berusia 46-55 tahun, 57,4% berpendidikan SMA, dan 82,9% tidak bekerja atau berperan sebagai ibu rumah tangga. Giat ini dihadiri oleh Lurah Malaka Sari, Rusli Abidin, yang dalam sambutannya mengungkapkan urgensi pelatihan tentang pengasuhan ini diberikan, terutama dalam menghadapi anak-anak generasi milenial.

 

Sebelum kegiatan dimulai, peserta mengisi form pre-test yang diberikan melalui url/link yang disediakan guna melihat pemahaman peserta mengenai materi yang akan diberikan. Setelahnya barulah narasumber memberikan paparan materi yang disambung dengan diskusi interaktif antara peserta dengan narasumber.

Pada akhir kegiatan peserta juga diberikan form post-test menggunakan url/link yang disediakan guna mengetahui input peserta terkait materi yang sudah diberikan. Dari hasil diketahui bahwa materi yang telah disampaikan oleh narasumber mampu memberikan pemahaman tambahan sikap apa saja dari orang tua yang dapat menggambarkan rasa kasih sayang, dan hal apa saja yang harus diperhatikan dari si anak. Meski dilakukan secara daring, antusias peserta dirasa luar biasa karena aktif mengikuti sejak pukul 08.00 - 12.00 wib yang dibuktikan dengan sesi diskusi yang interaktif dan semua peserta mengaktifkan kamera saat giat berlangsung.

Masih menurut Yuarini, kepedulian orang tua terhadap anak bisa jadi diwujudkan dengan memberikan kasih sayang terbaik. Di sisi lain, apa yang orang tua berikan selama ini ternyata mungkin saja tidak sesuai dengan apa yang anak butuhkan.

"Oleh karena itu, diperlukan kemampuan memahami kebutuhan anak dan juga kemampuan mengamati perkembangan anak dari aspek fisik, kognitif dan psikososial" sambung Yuarini.

Dijelaskan Erik bahwa Abdimas tersebut selain memberi manfaat pengetahuan untuk para orang tua, juga dapat mengevaluasi diri terkait apakah pendekatan cinta kepada anaknya sudah terjalin, apakah selama ini sebagai orang tua sudah memperhatikan anaknya dengan baik.

"Sehingga para peserta dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang bisa diambil saat melakukan pendekatan kepada anak-anaknya," ujar Erik.

Kemudian, Tim Yuarini menutup kegiatan abdimas dengan memberi pesan bahwa orang tua perlu seimbang dan tepat dalam memberikan dasar pengasuhan (asah, asih, asuh) maupun dalam memberikan bahasa cinta yang tepat kepada anak, karena pada dasarnya setiap anak adalah unik, istimewa, potensial dan merupakan anugerah.

Kembali ke Daftar Berita